Senin, 10 Agustus 2009

rasa sayang itu selalu ada..


"Ayah..., sakit!!!" teriaknya sambil mencoba berontak ketika sebuah alat dimasukkan ke dalam lubang telinganya. Namun dengan sigap sepasang tangan memeluknya erat. Tangan itu kokoh dan kuat, terlihat dari urat-urat yang menonjol jelas. Anak kecil itu kembali meronta kesakitan, namun apalah arti tenaganya dibandingkan dengan sepasang tangan mantan pemain rugby tersebut.

Lelaki itu memang terlihat tegar sambil memangku dan mendekap anaknya. Perawakan tinggi besar dan kulitnya yang hitam semakin menampilkan sosok yang sangar. Penampilannya kian sempurna dengan sikap keras yang ia tunjukkan terhadap anak-anaknya. Ancaman lecutan kayu kecil, ataupun hardikan bernada marah adalah suatu hal yang biasa terlontarkan.

Namun tak urung teriakan kesakitan dari buah hatinya itu menciptakan riak kecil di telaga matanya yang tajam. Jeritan seorang anak laki-laki yang biasanya bergerak lincah, namun sekarang terlihat menderita. Mata sayu menghiasi air muka yang pucat, bibir yang pecah-pecah karena dehidrasi serta ingus yang telah bercampur darah tampak jelas meleleh dari hidungnya.

Serangan virus influenza yang sudah parah dan gejala pneumonia, kata dokter dalam bahasa Inggris yang terpatah-patah. Tak ada jalan terbaik, kecuali harus rawat inap beberapa hari di Iizuka Byouin. Lelaki yang sering terlihat tegang itu pun tak tahan menyembunyikan sesegukan isakan, wajahnya basah. Aku yang berdiri di sampingnya juga tanpa sadar meneteskan air mata.

Aku yakin, di balik sikap sehari-harinya yang terlihat angkuh dan keras, rasa sayang di hatinya niscaya selalu ada. Bukankah perasaan sayang ini adalah fitrah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala yang selayaknya ada pada setiap ayah. Rasa sayang yang berbunga cinta itu akan menjadikan seorang ayah rela bercucuran keringat, bahkan nanah dan darah untuk anak-anaknya.

Anak bagi sebuah keluarga memang layaknya permata yangindah. Ia umpama cahaya yang menyinari kehidupan rumah tangga. Karenanya tak heran seorang ayah siap berkorban jiwa dan raga demi buah hati tercinta. Letih dan uzur yang meranggas tubuhnya pun tak pernah dihiraukan. Luapan sayang itu begitu bergelora memenuhi rongga dada, hingga kadang melalaikan rasa sayang dan cinta kepada kekasih yang sesungguhnya.

*****

Sore pun menjelang. Setelah mengurus administrasi yang diperlukan untuk rawat inap, kami lantas bergegas pulang. Ayah dari anak laki-laki itu pulang sebentar ke rumah untuk mengambil beberapa barang keperluan, sedangkan aku mesti ke kampus karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Tak banyak yang kami bicarakan selama perjalanan, diam dibaluri suara mobil yang melantun pelan.

Pikiranku lalu melayang-layang, mengembara dan bersua dengan buah hati tercinta di rumah, Asy Syifa. Ia lucu dan tampak cantik dengan jilbab mungilnya. Mata indahnya berbingkai bulu mata yang lentik dan panjang. Celotehan dan gerak-geriknya pun selalu kurindukan. Semua itu membuat rasa sayang dan cinta kepadanya selalu berlimpah ruah. Aku merasa wajar saja, karena perasaan itu selalu ada pada diri setiap ayah, bahkan pada seorang Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam, khaliluLlah.

Akhirnya, tanpa terasa kami telah tiba di lapangan parkir kampus Kyuukoudai, dan aku terburu-buru menuju lab. Setelah istirahat sejenak, kuhidupkan komputer. Klik icon MATLAB pada monitor, dan konsentrasi melanjutkan pemrograman seraya memasang earphone. Lalu jari-jemari menari di atas keyboard sembari asyik mendengarkan musik. Senandung nasyid Belajar dari Ibrahim-nya Snada pun mengalun perlahan dengan nada indah.

Sering kita merasa taqwa / Tanpa sadar terjebak rasa / Dengan sengaja mencuri-curi / Diam-diam ingkar hati Pada Allah mengaku cinta / Walau pada kenyataannya / Pada harta, pada dunia / Tunduk seraya menghamba .....

Deg!!! Jari-jemariku mendadak kelu, dan aku pun tercenung.

Allahumma inni asaluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wal 'amala aladzi yubalighuni ilaa hubbika. Allahummaj'al habbaka ahabbu ilayya min nafsii wa ahlii waminal maailbaarid.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kecintaan-Mu, kecintaan orang-orang yang mencintai-Mu dan amal yang menyampaikanku pada cinta-Mu. Ya Allah, jadikanlah kecintaanku kepada-Mu lebih aku cintai daripada diriku, keluargaku dan air yang sejuk/dingin (harta).

WaLlahua'lam bi shawab.

*MERENGKUH CINTA DALAM BUAIAN PENA*
Al-Hubb FiLlah wa LiLlah,

Abu Aufa

Tidak ada komentar: